VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengungkapkan utang jatuh tempo perusahaan pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp2,3 triliun. Utang tersebut berasal dari PT Telkomsel Indonesia sebesar Rp750 miliar dan sisanya dari induk perusahaan, Telkom.
"Rp750 miliar utang Telkomsel, sisanya Telkom induk. Jadi Rp2,3 triliun utang yang akan jatuh tempo pada tahun ini," kata Direktur Keuangan PT Telkom, Sudiro Asno, dalam acara Investor Day di Jakarta, Kamis 3 Mei 2012.
Sudiro menjelaskan, kinerja perusahaan dan anak usaha selama kuartal I-2012 cukup meyakinkan. Pendapatan Telkom tercatat naik 6,5 persen berkat pertumbuhan Telkomsel yang mencapai 8,9 persen. Dari bisnis pesan singkat (SMS), Telkom mencatat pertumbuhan sebesar 12 persen sementara bisnis jaringan data mencapai 54 persen.
Untuk pendanaan belanja modal atau capital expenditure (Capex) tahun 2012, Telkom berencana mengalokasikan 40-50 persen untuk pengembangan broadband. Sumber pendanaan akan diperoleh dari kas internal dengan porsi 60-70 persen dan eksternal sebesar 20-30 persen.
Saat ini, Telkom mengaku belum memikirkan penerbitan obligasi untuk membiayai Capex perusahaan. Telkom lebih memilih pinjaman baik dari bank pemerintah maupun swasta.
Hingga kuartal I-2012, Telkom telah menghabiskan Capex hingga Rp35 triliun. Sebagian besar dana tersebut digunakan oleh anak usaha mereka, Telkomsel.
Pada kuartal II-2012, Telkom memasang target pendapatan sebesar 5-7 persen. Khusus untuk Telkomsel, target pendapatan sebesar 8,9 persen.
Rencana IPO
Terkait rencana penawaran umum perdana saham (IPO) anak perusahaan Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Indonesia (Mitratel), Sudiro mengatakan proses itu tetap berjalan. Telkom saat ini masih menunggu hasil kajian dari tim penilai yang diperkirakan selesai tahun depan.
"Semuanya masih menunggu hasil advisor yang sedang disewa, bagaimana sebaiknya," kata dia.
Sudiro mengatakan kemungkinan akan ada swap dari utang menjadi ekuitas dalam keuangan Mitratel. Langkah itu diharapkan bisa menimbulkan nilai optimal.
"Timing juga jadi hal yang penting dan akan dikaji oleh penasihat kami. (IPO kemungkinan) antara trilwulan ketiga dan keempat tahun depan," kata Sudiro.
"Semuanya masih menunggu hasil advisor yang sedang disewa, bagaimana sebaiknya," kata dia.
Sudiro mengatakan kemungkinan akan ada swap dari utang menjadi ekuitas dalam keuangan Mitratel. Langkah itu diharapkan bisa menimbulkan nilai optimal.
"Timing juga jadi hal yang penting dan akan dikaji oleh penasihat kami. (IPO kemungkinan) antara trilwulan ketiga dan keempat tahun depan," kata Sudiro.
No comments:
Post a Comment