Home » » " Para Calon Kesatria "

" Para Calon Kesatria "


   Sebuah perguruan yang terdapat di dalam sebuah kerajaan besar, memiliki banyak calon ksatria perang. Para calon ksatria tersebut, terdiri dari 2 golongan besar (gender) yaitu pria dan wanita. Keahlian mereka pun berbeda-beda, ada pasukan pemanah, pasukan berkuda, dan pasukan pedang. Mereka hidup bersamaan dalam satu barak, ada barak untuk laki-laki dan barak untuk perempuan. Setiap hari, mereka meneria ilmu dan jurus-jurus dari sang pemimpin atau biasa mereka sebut “Hwarang”. Banyak pelajaran yang telah mereka terima, baik tehnik mengendalikan diri, menguasai senjata, maupun tehnik berperang.

   Salahsatu dari calon ksatria itu bernama Roy, dia cukup lihai dalam memainkan pedang dan juga busur panah. Tetapi ia tidak begitu pandai dalam mengendarai kuda. Semua ilmu yang Roy miliki, berasal dari ketekunan ia dalam memahami senjata tersebut.
Kalau dalam barak laki-laki ada Roy, di barak perempuan ada Lily. Lily adalah salahsatu dari sekian banyak calon ksatria wanita. Ia dapat menguasai semua yang di terangkan dan di jelaskan oleh pemimpinnya (Hwarang). Sehingga di setiap ujian kenaikan tingkat, Lily selalu menjadi yang terbaik. Kalau Lily seperti itu, Roy tak seperti itu juga. Roy mengetahui semua jurusnya dari kesehariannya menggunakan senjatanya, jadi Ia tidak begitu dapat menghafal seluruh ilmu atau jurus yang di anugerahkan oleh Hwarangnya. Ia hanya bisa mengandalkan keadaan nyata yang ia kuasai.

   Hingga pada suatu hari, Roy merasa putus asa karena Ia tetap tidak bisa menjadi yang terbaik dalam Ujian kenaikan tingkat. Tetapi ketika Roy sedang melamun di sudut taman, ia di hampiri oleh seorang kakek yang katanya adalah purna ksatria (hehehe). Setelah berbincang-bincang, Roy menjadi bersemangat lagi. Setelah kakek itu pergi, Roy langsung menuju Loby kerajaan (kayak apa ae...pake loby segala,hehehe) untuk memanggil Hwarangnya lewat pos informasi (oraang hilang kale,, J).
Perang tahunan pun tiba, Roy yang berbekal ilmu otodidak dan sejumput bakatnya, mempersiapkan semuanya. Sedangkan Lily terus menghafalkan tehnik yang di berikan Hwarangnya.

   Deng Deng,,,Para Prajurit sudah berhadapan di lapangan perang. 1,2,3. Dor. Perang di mulai, Roy begitu lincah menarikan pedangnya, Lily kebingungan mau diapakan pedangnya. Akhirnya perang pun usai. Hasilnya, Roy kembali dengan utuh dan Lily kehilangan tangannya. Pesta perayaan kemenangan pun sangat meriah. Lily duduk sendiri di ujung gang sambil melamun, Roy mengetahui hal itu, lalu Roy menghampirinya dan menceritakan nasehat yang diberikan kakek yang di taman itu loh (hehehe).

   Bahwa, yang dibutuhkan manusia adalah sebuah hal yang nyata. Benar jika dikatakan sebuah teori itu penting, tetapi itu untuk menunjang pemahan saja sekitar 30%, dan semua sisanya adalah tergantung dengan bagaimana kita mempraktekkannya. Dan di jaman yang modern seperti ini, yang dibutuhkan adalah keahlian dan kreatifitas. Jadi bagi manusia yang diberi kekurangan dalam hal pemahaman atau penghafalan, jangan takut ! karena kita pasti masih memiliki bakat dan keahlian dibanding dengan mereka-mereka yang jadi terbaik karena menghafalkan teori tanpa ada pengembangan dari mereka.
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Kang Newbie
Copyright © 2011. Eko Pelajar | Berbagi dan Belajar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger