Dia sudah meninggal pada 2009. Maka hakim langsung menutup kasusnya
Pengadilan Distrik Tverskoy, Moskow, pada hari Kamis kemarin mendakwa Direktur perusahaan investasi Hermitage Capital, William Browder, terlibat dalam aksi penghindaran pembayaran pajak. Selain Browder, pengadilan juga turut mendakwa akuntan dan auditor Rusia, Sergei Magnitsky, yang ditemukan meninggal di penjara Butyrka tahun 2009 silam.
Menurut harian Telegraph, Kamis 11 Juli 2013, dengan dakwaan seperti itu Browder terancam dapat dibui selama sembilan tahun penjara. Untuk kasus Magnitsky, pengadilan menyatakan kasusnya sudah ditutup karena terdakwa sudah meninggal.
Namun pengadilan menolak merehabilitasi nama baiknya. Menurut Hakim Igor Alisov, yang memimpin jalannya sidang kemarin mengatakan sidang terhadap kasus Browder-Magnitsky tetap dianggap legal dan memenuhi nilai-nilai keadilan, kendati kedua terdakwa tidak hadir dalam sidang itu.
Browder diketahui berada di Inggris, sementara Magnitsky sudah meninggal sejak tahun 2009 silam.
"Magnitsky mengklaim bahwa tuntutan pidana yang dialamatkan kepadanya merupakan tindakan represif dan dia mengaku tidak bersalah. Sementara bukti yang diperiksa di pengadilan mengatakan hal sebaliknya," ucap Hakim Igor membacakan pernyataan di pengadilan seperti dilansir laman Russia Beyond the Headlines, Kamis 11 Juli 2013.
Menurut Jaksa Penuntut, Magnitsky, dia menemukan sebuah rencana untuk menghindari pembayaran pajak berdasarkan instruksi Browder. Namun Magnitsky menyadari bahwa kelonggaran pajak yang diterima perusahaan diberikan secara tidak sah.
Selain itu Magnitsky dituduh ikut menandatangani dokumen palsu. Menurut seorang sumber, apabila pemerintah Rusia akan segera mengeluarkan perintah ekstradisi kepada pemerintah Inggris supaya memulangkan Browder ke Rusia demi menjalani proses persidangan.
"Segera setelah Browder dinyatakan bersalah dan hukumannya berkekuatan hukum tetap, Rusia akan mengeluarkan surat ekstradisi untuk bisa memulangkan Browder dari London," kata sumber tersebut kepada kantor berita Rusia, Interfax.
Status Berubah
Masih menurut sumber itu, status hukum internasional Browder akan berubah secara signifikan dan namanya akan dimasukkan ke dalam daftar buronan internasional untuk membatasi ruang geraknya. Sementara pengacara ibunda Magnitsky, Nikolai Gorokhov, mengatakan keputusan pengadilan hari Kamis kemarin tidak dianggap telah melanggar hukum.
"Kami menolak hasil keputusan sidang kemarin," ujar Nikolai sambil mengatakan tidak dapat mengomentari kasus ini lebih jauh.
Sementara pengacara lainnya bagi keluarga Magnitsky, Dmitry Kharitonov, mengatakan kepada kantor berita hukum, RAPSI, tidak terkejut mendengar keputusan hakim pengadilan. Kasus Magnitsky menjadi sorotan media internasional, karena awalnya dia menuduh Kementerian Dalam Negeri Rusia telah melakukan penggelapan pajak senilai US$235 juta atau Rp2,3 triliun.
Namun anehnya setelah melaporkan peristiwa itu, Magnitsky malah ditangkap dengan tuduhan serupa di perusahaan tempatnya bekerja. Dia kemudian ditahan di penjara Butyrka pada tahun 2008 lalu hingga pengadilannya digelar.
Namun setelah dia ditahan selama 358 hari, di tahun 2009 Magnitsky dilaporkan meninggal karena penyakit yang tidak dapat didiagnosa. Menurut Browder, selama dipenjara Magnitsky disiksa hingga tewas dengan cara dipukul serta tidak mendapat perawat medis yang sesuai.
Kematiannya kemudian menjadi salah satu pemicu tegangnya hubungan Washington dengan Moskow. Bahkan pemerintah AS kemudian meloloskan sebuah aturan bernama UU Sergei Magnitsky yang melarang pemberian izin visa dan membekukan aset beberapa pejabat resmi Rusia yang terkait dengan kematian Magnitsky.
UU itu tak pelak membuat Moskow geram. Sebagai balasan, kemudian pemerintah kemudian mengeluarkan larangan bagi warga Amerika untuk mengadopsi anak-anak Rusia.
Menurut harian Telegraph, Kamis 11 Juli 2013, dengan dakwaan seperti itu Browder terancam dapat dibui selama sembilan tahun penjara. Untuk kasus Magnitsky, pengadilan menyatakan kasusnya sudah ditutup karena terdakwa sudah meninggal.
Namun pengadilan menolak merehabilitasi nama baiknya. Menurut Hakim Igor Alisov, yang memimpin jalannya sidang kemarin mengatakan sidang terhadap kasus Browder-Magnitsky tetap dianggap legal dan memenuhi nilai-nilai keadilan, kendati kedua terdakwa tidak hadir dalam sidang itu.
Browder diketahui berada di Inggris, sementara Magnitsky sudah meninggal sejak tahun 2009 silam.
"Magnitsky mengklaim bahwa tuntutan pidana yang dialamatkan kepadanya merupakan tindakan represif dan dia mengaku tidak bersalah. Sementara bukti yang diperiksa di pengadilan mengatakan hal sebaliknya," ucap Hakim Igor membacakan pernyataan di pengadilan seperti dilansir laman Russia Beyond the Headlines, Kamis 11 Juli 2013.
Menurut Jaksa Penuntut, Magnitsky, dia menemukan sebuah rencana untuk menghindari pembayaran pajak berdasarkan instruksi Browder. Namun Magnitsky menyadari bahwa kelonggaran pajak yang diterima perusahaan diberikan secara tidak sah.
Selain itu Magnitsky dituduh ikut menandatangani dokumen palsu. Menurut seorang sumber, apabila pemerintah Rusia akan segera mengeluarkan perintah ekstradisi kepada pemerintah Inggris supaya memulangkan Browder ke Rusia demi menjalani proses persidangan.
"Segera setelah Browder dinyatakan bersalah dan hukumannya berkekuatan hukum tetap, Rusia akan mengeluarkan surat ekstradisi untuk bisa memulangkan Browder dari London," kata sumber tersebut kepada kantor berita Rusia, Interfax.
Status Berubah
Masih menurut sumber itu, status hukum internasional Browder akan berubah secara signifikan dan namanya akan dimasukkan ke dalam daftar buronan internasional untuk membatasi ruang geraknya. Sementara pengacara ibunda Magnitsky, Nikolai Gorokhov, mengatakan keputusan pengadilan hari Kamis kemarin tidak dianggap telah melanggar hukum.
"Kami menolak hasil keputusan sidang kemarin," ujar Nikolai sambil mengatakan tidak dapat mengomentari kasus ini lebih jauh.
Sementara pengacara lainnya bagi keluarga Magnitsky, Dmitry Kharitonov, mengatakan kepada kantor berita hukum, RAPSI, tidak terkejut mendengar keputusan hakim pengadilan. Kasus Magnitsky menjadi sorotan media internasional, karena awalnya dia menuduh Kementerian Dalam Negeri Rusia telah melakukan penggelapan pajak senilai US$235 juta atau Rp2,3 triliun.
Namun anehnya setelah melaporkan peristiwa itu, Magnitsky malah ditangkap dengan tuduhan serupa di perusahaan tempatnya bekerja. Dia kemudian ditahan di penjara Butyrka pada tahun 2008 lalu hingga pengadilannya digelar.
Namun setelah dia ditahan selama 358 hari, di tahun 2009 Magnitsky dilaporkan meninggal karena penyakit yang tidak dapat didiagnosa. Menurut Browder, selama dipenjara Magnitsky disiksa hingga tewas dengan cara dipukul serta tidak mendapat perawat medis yang sesuai.
Kematiannya kemudian menjadi salah satu pemicu tegangnya hubungan Washington dengan Moskow. Bahkan pemerintah AS kemudian meloloskan sebuah aturan bernama UU Sergei Magnitsky yang melarang pemberian izin visa dan membekukan aset beberapa pejabat resmi Rusia yang terkait dengan kematian Magnitsky.
UU itu tak pelak membuat Moskow geram. Sebagai balasan, kemudian pemerintah kemudian mengeluarkan larangan bagi warga Amerika untuk mengadopsi anak-anak Rusia.
No comments:
Post a Comment