Menurut yayasan Al-Aqsa, ada agenda tersembunyi dari aktivitas Israel.
Pemerintah Israel Senin kemarin melakukan pengerukan dekat komplek Mesjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem. Hal ini dikhawatirkan bisa berpotensi merusak pondasi salah satu mesjid suci umat Islam tersebut.
Diberitakan Saudi Gazette, Selasa 25 Juni 2013, menurut Al-Aqsa Foundation for Endowment and Heritage Israel melakukan pengerukan di wilayah selatan Gerbang Al-Magharebah, sebelah timur istana Umayyah dan di dekat pintu masuk pemukiman Wadi Hilweh. Ketiganya terletak di Kota Tua Yerusalem.
Yayasan yang berjuang mempertahankan Al-Aqsa ini mengatakan, pengerukan dilakukan diam-diam di malam hari dan ditutupi tenda dan plastik. Menurut yayasan ini, pengerukan dengan alat berat bisa mengancam pondasi Mesjid Al-Aqsa.
Lebih jauh yayasan ini mengatakan bahwa Israel ingin membangun beberapa fasilitas, termasuk sinagog untuk wanita, toilet, pos polisi, pusat pariwisata, dan jembatan serta tangga besi penghubung.
Namun ada agenda tersembunyi dari Israel dalam aktivitas kali ini. "Tujuan dari pengerukan ini adalah untuk me-Yahudikan Yerusalem dan meruntuhkan Mesjid Al-Aqsa agar mereka bisa membangun kuil kedua di atasnya," tulis Al-Aqsa Foundation for Endowment and Heritage dalam pernyataannya.
Yayasan ini menegaskan bahwa tindakan Israel adalah pencurian dan pembajakan terhadap peradaban Islam dan kebudayaannya.
Sebelumnya pada Mei lalu Israel membatalkan izin kunjungan delegasi teknis dari Organisasi Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan PBB (UNESCO) untuk memeriksa konservasi Kota Tua Yerusalem. Israel beralasan, Palestina mencoba mempolitisir kunjungan tersebut.
Kota Tua Yerusalem telah masuk daftar Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1981. UNESCO kala itu ingin melihat kerja konservasi dan akan dilaporkan para pertemuan tahunan Komite Warisan Dunia 1 Juni lalu.
Israel menyalahi janji. Sebelumnya pemerintahan Benjamin Netanyahu telah melakukan kesepakatan dengan Palestina yang menyatakan bahwa Israel memperbolehkan delegasi UNESCO memasuki Yerusalem. Sebagai gantinya, Palestina bersedia menunda proposal lima resolusi anti Israel di UNESCO.
Lima resolusi itu berhubungan dengan komplek Masjid Al-Aqsa, Jembatan Al-Magharebah, Bethlehem, Hebron dan Gaza. Pada perjanjian itu pula, Israel setuju menghadiri pertemuan di Paris membahas Jembatan Al-Magharebah.
Diberitakan Saudi Gazette, Selasa 25 Juni 2013, menurut Al-Aqsa Foundation for Endowment and Heritage Israel melakukan pengerukan di wilayah selatan Gerbang Al-Magharebah, sebelah timur istana Umayyah dan di dekat pintu masuk pemukiman Wadi Hilweh. Ketiganya terletak di Kota Tua Yerusalem.
Yayasan yang berjuang mempertahankan Al-Aqsa ini mengatakan, pengerukan dilakukan diam-diam di malam hari dan ditutupi tenda dan plastik. Menurut yayasan ini, pengerukan dengan alat berat bisa mengancam pondasi Mesjid Al-Aqsa.
Lebih jauh yayasan ini mengatakan bahwa Israel ingin membangun beberapa fasilitas, termasuk sinagog untuk wanita, toilet, pos polisi, pusat pariwisata, dan jembatan serta tangga besi penghubung.
Namun ada agenda tersembunyi dari Israel dalam aktivitas kali ini. "Tujuan dari pengerukan ini adalah untuk me-Yahudikan Yerusalem dan meruntuhkan Mesjid Al-Aqsa agar mereka bisa membangun kuil kedua di atasnya," tulis Al-Aqsa Foundation for Endowment and Heritage dalam pernyataannya.
Yayasan ini menegaskan bahwa tindakan Israel adalah pencurian dan pembajakan terhadap peradaban Islam dan kebudayaannya.
Sebelumnya pada Mei lalu Israel membatalkan izin kunjungan delegasi teknis dari Organisasi Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan PBB (UNESCO) untuk memeriksa konservasi Kota Tua Yerusalem. Israel beralasan, Palestina mencoba mempolitisir kunjungan tersebut.
Kota Tua Yerusalem telah masuk daftar Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1981. UNESCO kala itu ingin melihat kerja konservasi dan akan dilaporkan para pertemuan tahunan Komite Warisan Dunia 1 Juni lalu.
Israel menyalahi janji. Sebelumnya pemerintahan Benjamin Netanyahu telah melakukan kesepakatan dengan Palestina yang menyatakan bahwa Israel memperbolehkan delegasi UNESCO memasuki Yerusalem. Sebagai gantinya, Palestina bersedia menunda proposal lima resolusi anti Israel di UNESCO.
Lima resolusi itu berhubungan dengan komplek Masjid Al-Aqsa, Jembatan Al-Magharebah, Bethlehem, Hebron dan Gaza. Pada perjanjian itu pula, Israel setuju menghadiri pertemuan di Paris membahas Jembatan Al-Magharebah.
No comments:
Post a Comment