Hal ini diumumkan oleh Menteri Tenaga Kerja, Saqr bin Ghobash Saeed Ghobash, awal pekan ini seperti dilansir Emirate247.com. Menurut peraturan yang dikeluarkannya, seluruh perusahaan swasta dan konstruksi harus mengurangi dua jam kerja setiap hari selama Ramadan.
Namun, beberapa sektor di antaranya adalah Bandara Internasional Dubai tetap akan beroperasi 24 jam sehari.
Hal yang sama sudah diterapkan di Arab Saudi sejak lama. Di negara ini, para pekerja konstruksi saat Ramadan bekerja sehabis subuh hingga pagi, dari pagi hingga malam, mereka libur. Lalu saat malam hari, mereka kembali melanjutkan pekerjaannya.
Dengan pengurangan waktu ini, diharapkan puasa tidak menjadi beban baik bagi para pekerja kantor hingga yang bekerja di lapangan. Professor William Scott-Jackson, ahli Timur Tengah dan ketua Oxford Strategic Consulting, mengatakan bahwa mengurangi jam kerja justru meningkatkan produktivitas.
"Berpuasa dan ibadah harus dihormati oleh setiap orang, termasuk oleh non-Muslim. Negara Teluk, sebagai negara Islam, menciptakan lingkungan yang tepat untuk orang berpuasa. Hal ini berimplikasi pada pemilik perusahaan, lokal atau global, tapi bukan implikasi negatif," ujarnya.
"Dengan peraturan ini, justru para bos bisa mengambil kesempatan untuk mempererat kerja tim," lanjutnya lagi.
Satu Ramadan tahun ini di Arab Saudi, UEA, Mesir, Palestina dan Yordania bersamaan jatuhnya yaitu pada Rabu, 10 Juli. Hari ini juga menjadi hari pertama Ramadan bagi beberapa negara Asia, seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia.
No comments:
Post a Comment