Itu mengubah keputusan sebelumnya bahwa 1 Ramadan pada 9 Juli 2013
Banyak umat Muslim di Prancis memilih mulai berpuasa hari ini, 10 Juli 2013. Padahal majelis ulama di negara itu sebelumnya sudah menyepakati bahwa bulan suci Ramadan dimulai Selasa kemarin.
Menurut kantor berita Reuters, para ulama di Negeri Eifel itu menyatakan bahwa pada Senin malam 8 Juli 2013 ternyata Bulan belum nampak. Maka, mereka memutuskan bahwa 1 Ramadan bukan pada Selasa, 9 Juli 2013, seperti yang telah disepakati, melainkan menunggu hingga Rabu, 10 Juli.
Keputusan itu muncul dari kalangan ulama di bagian utara Paris dan Kota Lyon setelah memantau secara visual. Masjid Agung Paris, yang tadinya sudah merencanakan 1 Ramadan jatuh pada Selasa, akhirnya ikut mendukung keputusan para ulama itu.
Namun, agar tidak membingungkan umat Muslim di Prancis, yang berjumlah sekitar lima juta jiwa, Masjid Agung Paris mengikuti keputusan bahwa Ramadan dimulai Rabu. "Ramadan ini merupakan sesuatu yang sangat penting, salah satu pilar Islam dan tidak boleh dibuat bingung," kata Oualid Beliouze di Masjid Agung Paris.
Sebelumnya, dalam pertemuan Mei lalu, kalangan ulama bersepakat bahwa 1 Ramadan jatuh pada 9 Juli 2013. Keputusan ini mengikuti metode perhitungan kalender berdasarkan ilmu pasti yang disebut Hisab. Metode ini merupakan rangkuman pencatatan perputaran Bulan dari hasil penglihatan peredaran Bulan selama bertahun-tahun.
Sedangkan metode yang menggunakan penglihatan Bulan secara langsung disebut Rukyat. Melihat hilal atau Bulan baru, bisa dilakukan dengan mata telanjang atau dengan teleskop sederhana yang diarahkan ke sudut perkiraan bulan. Rukyat dilakukan menjelang Matahari terbenam. Apabila hilal terlihat, maka telah memasuki bulan baru Hijriah.
Perbedaan penentuan 1 Ramadan berdasarkan dua metode ini dalam beberapa tahun terakhir juga melanda kalangan ulama dan umat muslim di Indonesia.
No comments:
Post a Comment